A collection of informational articles about bloggers, HTML tutorials and so on.
*Some frequently asked questions by buyers. More
For now the WordPress version is not available, you can only use this template for Blogger platform. But we plan to make a WP version too.
You will get a template bundle according to the product you purchased and can re-download it for free if there is a new version of the template.
You only need to pay once on your first purchase and you are entitled to forever template updates.
No, the template can only be used for personal use. You are strictly forbidden to resell this template in any way.
Putri Santika, S.ST.,M.Sc.
Dewi F. Sabiku, S.P..M.Si.
Dr. Ir. Rahmat Ali Syahban, M.Si.
Prayitno S.P
Rina Siofiana S.ST
1. Siti Jamilatus Z (A41230468)
2. Wirdiyan Bagas K (A41230500)
3. Syaiyid Yusuf (A41230501)
4. Mirza Cahyo W (A41230518)
5. Ardi Firmansyah (A41230509)
6. Muhammad Sahar R (A41230526)
7. Tegar Firmansyah (A41230544)
Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditas utama kacang-kacangan yang banyak mengandung banyak protein nabati. Setiap tahun permintaan kedelai terus meningkat namun, penyediaan benih yang kurang maksimal menyebabkan produksi kedelai kurang optimal. Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah. Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur penting dalam upaya peningkatan produksi.
Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara bertahap (perlahan) dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisiologis yang disebabkan oleh faktor dalam meliputi jenis dan sifat benih, viabilitas awal benih dan kadar air benih (Sutopo,1988). Kemunduran benih kedelai selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan kehilangan vigor benih yang cepat menyebabkan penurunan perkecambahan benih. Benih kedelai relatif tidak tahan lama, sehingga penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu fisiologis dari benih kedelai. Penyediaan benih untuk periode tanam berikutnya harus melalui penyimpanan terlebih dahulu, sehingga upaya dalam merekayasa penyimpanan benih untuk memperoleh benih kedelai bermutu tinggi sangat diperlukan.
Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan bibit di lapangan rendah, sehingga hasil produksi nantinya tidak optimal. Mutu fisiologis benih merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan tumbuh dimana benih dihasilkan. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi, maka perlu lingkungan tanaman dengan kondisi yang optimal termasuk kesuburan tanah agar tanaman dapat menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi.
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui penurunan mutu fisiologis selama penyimpanan benih kedelai (vigor) dengan cara menghitung keserempakan tumbuh benih kedelai.
Benih kedelai (Glycine max L.) merupakan bahan baku penting dalam produksi pangan dan industri, sehingga mutu benih sangat mempengaruhi hasil pertanian dan keberhasilan budidaya. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu kedelai adalah mutu fisiologisnya. Mutu fisiologis suatu benih berkaitan dengan kemampuan untuk berkecambah dengan baik dan menjadi tanaman yang sehat. Kualitas fisiologis ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk umur simpan benih.
Masa penyimpanan benih kedelai mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga mutu fisiologis benih. Semakin lama benih disimpan maka kualitas fisiologisnya cenderung menurun. Proses penuaan benih selama penyimpanan dapat mempengaruhi berbagai aspek fisiologis benih, antara lain viabilitas (kemampuan berkecambah), vigor (kekuatan berkecambah), serta kapasitas penyimpanan dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan.
Umur kedelai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas fisiologisnya, dengan menurunnya vigor dan umur simpan seiring bertambahnya waktu penyimpanan. Untuk menjaga mutu fisiologis kedelai, sangat disarankan untuk menyimpannya pada kondisi optimal, seperti suhu rendah dan kelembaban rendah.
Praktikum fisiologi benih tentang pengaruh umur simpan benih terhadap mutu fisiologis benih dilaksanakan pada hari Selasa, 5 November 2024, pukul 13.00-15.00 WIB. Di laboratorium Teknologi Benih lantai 1 Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember.
Berikut ini hasil pengamatan vigor benih kedelai berdasarkan umur simpan yang bias dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut.
Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat benih yang mengindikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang normal, cepat dan seragam pada kisaran kondisi lapang yang optimum maupun sub optimum (Ilyas,2015). Penyimpanan benih di daerah tropis yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperpendek masa simpan benih, karena kondisi tersebut akan memacu laju respirasi dan laju deteriorasi benih, sehingga persentasen vigor benih akan cepat menurun. Peubah vigor yang diamati dalam penelitian ini yaitu keserempakan tumbuh (Kst) (%) dalam periode simpan 0 tahun dan 2 tahun.
Data tabel 4.1 menunjukkan bahwa keserempakan tumbuh menurun secara signifikan pada benih kedelai yang disimpan dalam periode 2 tahun. Keserempakan tumbuh tertinggi terdapat pada benih kedelai yang tidak melalui proses penyimpanan (0 tahun), perlakuan umur simpan selama 2 tahun menyebabkan penurunan dalama mutu fisiologis. Adanya penurunan vigor benih kedelai pada umur simpan 2 tahun diduga selama proses penyimpanan kondisi awal benih memiliki kadar air yang tinggi, benih berpenyakit, terdapat luka benih sehingga benih tidak dapat umbuh yang berarti benih mati atau tidak tumbuh sama sekali. Pada saat panen, benih belum masak ataupun lewat masak fisiologis hal ini dapat mempengaruhi indeks vigor. Justice dan Bass, (2002) menyatakan bahwa pemanenan yang dilakukan pada masa benih mecapai masak fisiologis memiliki nilai kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh lebih tinggi dari benih yang dipanen setelah lewat masak.
kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat dan seragam dalam kondisi lingkungan optimal maupun sub-optimal, sangat dipengaruhi oleh penyimpanan benih dalam kondisi yang tidak ideal. Penyimpanan benih di daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi dapat mempercepat deteriorasi benih, yang menyebabkan penurunan vigor. Penurunan vigor benih kedelai yang disimpan selama 2 tahun terlihat pada penurunan keserempakan tumbuh yang signifikan, dibandingkan dengan benih yang tidak disimpan (0 tahun). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kadar air yang tinggi, adanya penyakit, luka pada benih, serta panen yang dilakukan sebelum atau setelah benih mencapai kematangan fisiologis. Benih yang dipanen pada saat masak fisiologis memiliki kualitas tumbuh yang lebih baik, yaitu kecepatan dan keserempakan tumbuh yang lebih tinggi.
Sudirman Umar. 2012. “Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)”. Berita Biologi, Vol. 11. No.3, 2012.
Dwinanto, H., Prabowo, R., & Putra, S. (2021). Pengaruh umur simpan terhadap viabilitas benih kedelai (Glycine max L.). Jurnal Penelitian Pertanian, 29(3), 227-234.
Siri, A., Choudhary, R. K., & Singh, M. (2018). Impact of seed storage on vigor and physiological quality of soybean seeds. Journal of Agronomy and Crop Science, 204(4), 376-385.
Alvarado, A., Sánchez, J., & Valdés, R. (2020). Physiological aging and the effect of seed storage conditions on soybean (Glycine max L.) seed quality. Seed Science Research, 30(2), 127-135.
Zhao, X., Li, Y., & Wei, D. (2019). Influence of storage conditions on seed quality and longevity in soybean. Journal of Agricultural Sciences, 157(5), 12-21.
Kolo, E., & Tefa, A. (2016). "Pengaruh Kondisi Simpan Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill).". Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering, Savana Cendana 1 (3), 112-115 ISSN 2477-7927.