Hallo! Selamat Datang di Blog Kelompok 2 Golongan A Mata Kuliah Fisiologi Benih Angkatan 2023 Cek Anggota!

Pengaruh Umur Simpan Terhadap Mutu Fisiologis Benih

Dosen Pengampu:

Putri Santika, S.ST.,M.Sc.
Dewi F. Sabiku, S.P..M.Si.
Dr. Ir. Rahmat Ali Syahban, M.Si.

Teknisi:

Prayitno S.P
Rina Siofiana S.ST

Anggota:

1. Siti Jamilatus Z (A41230468)

2. Wirdiyan Bagas K (A41230500)

3. Syaiyid Yusuf (A41230501)

4. Mirza Cahyo W (A41230518)

5. Ardi Firmansyah (A41230509)

6. Muhammad Sahar R (A41230526)

7. Tegar Firmansyah (A41230544)

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2024

BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditas utama kacang-kacangan yang banyak mengandung banyak protein nabati. Setiap tahun permintaan kedelai terus meningkat namun, penyediaan benih yang kurang maksimal menyebabkan produksi kedelai kurang optimal. Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah. Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur penting dalam upaya peningkatan produksi.

Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara bertahap (perlahan) dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisiologis yang disebabkan oleh faktor dalam meliputi jenis dan sifat benih, viabilitas awal benih dan kadar air benih (Sutopo,1988). Kemunduran benih kedelai selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan kehilangan vigor benih yang cepat menyebabkan penurunan perkecambahan benih. Benih kedelai relatif tidak tahan lama, sehingga penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu fisiologis dari benih kedelai. Penyediaan benih untuk periode tanam berikutnya harus melalui penyimpanan terlebih dahulu, sehingga upaya dalam merekayasa penyimpanan benih untuk memperoleh benih kedelai bermutu tinggi sangat diperlukan.

Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan bibit di lapangan rendah, sehingga hasil produksi nantinya tidak optimal. Mutu fisiologis benih merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan tumbuh dimana benih dihasilkan. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi, maka perlu lingkungan tanaman dengan kondisi yang optimal termasuk kesuburan tanah agar tanaman dapat menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui penurunan mutu fisiologis selama penyimpanan benih kedelai (vigor) dengan cara menghitung keserempakan tumbuh benih kedelai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Benih kedelai (Glycine max L.) merupakan bahan baku penting dalam produksi pangan dan industri, sehingga mutu benih sangat mempengaruhi hasil pertanian dan keberhasilan budidaya. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu kedelai adalah mutu fisiologisnya. Mutu fisiologis suatu benih berkaitan dengan kemampuan untuk berkecambah dengan baik dan menjadi tanaman yang sehat. Kualitas fisiologis ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk umur simpan benih.

Masa penyimpanan benih kedelai mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga mutu fisiologis benih. Semakin lama benih disimpan maka kualitas fisiologisnya cenderung menurun. Proses penuaan benih selama penyimpanan dapat mempengaruhi berbagai aspek fisiologis benih, antara lain viabilitas (kemampuan berkecambah), vigor (kekuatan berkecambah), serta kapasitas penyimpanan dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan.

  1. Viabilitas Benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan tanaman yang tumbuh sehat. Proses penuaan benih selama penyimpanan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur internal benih, seperti kerusakan pada membran sel, protein, dan molekul asam nukleat. Menurunnya viabilitas benih kedelai seiring bertambahnya umur simpan dapat mengakibatkan berkurangnya tingkat perkecambahan dan kurang optimalnya pertumbuhan tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan hal itu Kedelai yang disimpan dalam waktu lama memiliki persentase bibit yang lebih rendah dibandingkan dengan kedelai yang disimpan dalam waktu singkat atau biji yang baru dipanen (Dwinanto dkk., 2021).
  2. Vigor benih adalah kemampuan benih untuk tumbuh dengan cepat dan sehat pada kondisi lingkungan yang kurang optimal. Kedelai yang disimpan dalam jangka waktu lama mengalami penurunan vigor sehingga mengakibatkan pertumbuhan lambat dan vigor tanaman menurun. Ketahanan yang rendah terhadap tekanan lingkungan seperti kekeringan dan serangan penyakit. Penurunan vigor ini disebabkan oleh menurunnya kandungan cadangan ias y benih, serta menurunnya komponen penting pertumbuhan awal seperti karbohidrat dan lipid (Siri et al., 2018).
  3. Penuaan benih merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi selama penyimpanan dan mengakibatkan penurunan mutu benih. Penuaan dapat terjadi melalui dua mekanisme utama: penuaan fisiologis dan mekanis. Penuaan fisiologis disebabkan oleh reaksi kimia dan biologis yang terjadi pada benih, seperti oksidasi lipid dan kerusakan DNA, yang dapat mempengaruhi kemampuan berkecambah. Selain itu, umur penyimpanan yang lebih lama cenderung meningkatkan kadar air benih, yang berperan penting dalam proses penuaan, karena kelembaban yang tinggi mempercepat reaksi degradasi benih (Alvarado et al., 2020).
  4. Kondisi penyimpanan, ada banyak kondisi penyimpanan benih mempengaruhi umur simpan dan kualitas fisiologis kedelai. Beberapa faktor yang berperan dalam menjaga kualitas benih selama penyimpanan antara lain suhu, kelembaban dan jenis wadah penyimpanan. Penyimpanan kedelai pada suhu rendah dan kelembaban rendah dapat memperlambat proses penuaan, sehingga memperpanjang umur benih serta mempertahankan viabilitas dan vigornya dalam jangka waktu yang lebih lama. Sebaliknya, penyimpanan pada suhu dan kelembapan tinggi ias mempercepat proses penuaan dan menurunkan kualitas fisiologis benih (Zhao et al., 2019).

Umur kedelai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas fisiologisnya, dengan menurunnya vigor dan umur simpan seiring bertambahnya waktu penyimpanan. Untuk menjaga mutu fisiologis kedelai, sangat disarankan untuk menyimpannya pada kondisi optimal, seperti suhu rendah dan kelembaban rendah.

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum fisiologi benih tentang pengaruh umur simpan benih terhadap mutu fisiologis benih dilaksanakan pada hari Selasa, 5 November 2024, pukul 13.00-15.00 WIB. Di laboratorium Teknologi Benih lantai 1 Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan

  1. Benih kedelai (penyimpanan 0 tahun dan 2 tahun),
  2. Bak perkecambahan,
  3. Pasir,
  4. Kertas label.

3.3 Prosedur Kerja

  1. Menyiapakan alat dan bahan ,
  2. Tanam benih pada media pasir sebanyak 50 butir dan diulang 2 kali untuk masing-masing benih sesuai umur simpan,
  3. Identifikasi kenampakan fisik benih,
  4. Lakukan pengamatan keserempakan tumbuh pada hari antara first count and final count.

BAB IV HASIL DAN PEMABAHASAN


4.1 Hasil

Berikut ini hasil pengamatan vigor benih kedelai berdasarkan umur simpan yang bias dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Penagamatan Laju Respirasi Kelompok A2.
Tabel 4.1 Vigor Benih Kedelai Berdasarkan Umur Simpan

4.2 Pembahasan

Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat benih yang mengindikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang normal, cepat dan seragam pada kisaran kondisi lapang yang optimum maupun sub optimum (Ilyas,2015). Penyimpanan benih di daerah tropis yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperpendek masa simpan benih, karena kondisi tersebut akan memacu laju respirasi dan laju deteriorasi benih, sehingga persentasen vigor benih akan cepat menurun. Peubah vigor yang diamati dalam penelitian ini yaitu keserempakan tumbuh (Kst) (%) dalam periode simpan 0 tahun dan 2 tahun.

Data tabel 4.1 menunjukkan bahwa keserempakan tumbuh menurun secara signifikan pada benih kedelai yang disimpan dalam periode 2 tahun. Keserempakan tumbuh tertinggi terdapat pada benih kedelai yang tidak melalui proses penyimpanan (0 tahun), perlakuan umur simpan selama 2 tahun menyebabkan penurunan dalama mutu fisiologis. Adanya penurunan vigor benih kedelai pada umur simpan 2 tahun diduga selama proses penyimpanan kondisi awal benih memiliki kadar air yang tinggi, benih berpenyakit, terdapat luka benih sehingga benih tidak dapat umbuh yang berarti benih mati atau tidak tumbuh sama sekali. Pada saat panen, benih belum masak ataupun lewat masak fisiologis hal ini dapat mempengaruhi indeks vigor. Justice dan Bass, (2002) menyatakan bahwa pemanenan yang dilakukan pada masa benih mecapai masak fisiologis memiliki nilai kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh lebih tinggi dari benih yang dipanen setelah lewat masak.

BAB V PENUTUP


5.1 Kesimpulan

kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat dan seragam dalam kondisi lingkungan optimal maupun sub-optimal, sangat dipengaruhi oleh penyimpanan benih dalam kondisi yang tidak ideal. Penyimpanan benih di daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi dapat mempercepat deteriorasi benih, yang menyebabkan penurunan vigor. Penurunan vigor benih kedelai yang disimpan selama 2 tahun terlihat pada penurunan keserempakan tumbuh yang signifikan, dibandingkan dengan benih yang tidak disimpan (0 tahun). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kadar air yang tinggi, adanya penyakit, luka pada benih, serta panen yang dilakukan sebelum atau setelah benih mencapai kematangan fisiologis. Benih yang dipanen pada saat masak fisiologis memiliki kualitas tumbuh yang lebih baik, yaitu kecepatan dan keserempakan tumbuh yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA


Sudirman Umar. 2012. “Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)”. Berita Biologi, Vol. 11. No.3, 2012.

Dwinanto, H., Prabowo, R., & Putra, S. (2021). Pengaruh umur simpan terhadap viabilitas benih kedelai (Glycine max L.). Jurnal Penelitian Pertanian, 29(3), 227-234.

Siri, A., Choudhary, R. K., & Singh, M. (2018). Impact of seed storage on vigor and physiological quality of soybean seeds. Journal of Agronomy and Crop Science, 204(4), 376-385.

Alvarado, A., Sánchez, J., & Valdés, R. (2020). Physiological aging and the effect of seed storage conditions on soybean (Glycine max L.) seed quality. Seed Science Research, 30(2), 127-135.

Zhao, X., Li, Y., & Wei, D. (2019). Influence of storage conditions on seed quality and longevity in soybean. Journal of Agricultural Sciences, 157(5), 12-21.

Kolo, E., & Tefa, A. (2016). "Pengaruh Kondisi Simpan Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill).". Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering, Savana Cendana 1 (3), 112-115 ISSN 2477-7927.

LAMPIRAN


Tanpa Penyimpanan
https://files.catbox.moe/xtvyox.jpg
https://files.catbox.moe/dx9pfm.jpg https://files.catbox.moe/eg2dx4.jpg
Penyimpanan 2 Tahun

Posting Komentar

Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet kamu. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kami telah mendeteksi bahwa Anda menggunakan plugin pemblokiran iklan di browser Anda.
Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs web ini, kami meminta Anda untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih plugin pemblokiran iklan Anda.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.